Jumat, 06 Januari 2012

Perkembangan Peserta Didik

Pengaruh Faktor Nature dan Nurture terhadap Perkembangan


A.       Pengaruh Faktor Nature Terhadap Perkembangan
Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang disebut juga dengan aliran ‘Nativisme’ yaitu perkembangan individu semata-mata tergantung pada faktor dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Schopenhauer.
Faktor nature atau genetika (hereditas) merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) seluruh bawaan heredinitas individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan sebagai periode yang kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah: (a) kualitas sistem syaraf, (b) keseimbangan biokimia tubuh, dan (c) struktur tubuh. Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah: (a) sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi dan tempramen, (b) membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat kondusif), dan (c) mempengaruhi keunikan kepribadian

B. Pengaruh Faktor Nurture terhadap Perkembangan
Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan /pendidikan atau disebut juga dengan aliran ‘Empirisme’ yang menjadikan faktor lingkungan/pendidikan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seorang individu. Tokoh alran ini adalah John Locke.
Lingkungan adalah keseluruhan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media massa. 

a Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, (b) keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenal nilai-nilai kehidupan kepada anak, (c) orang tua dan anggota keluarga lainnya “Significant People” bagi perkembangan kepribadian anak, (d) keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis, dan (e) anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.

Menurut Hammer dan Turner (Adiasri T.A., 2008:8) peranan orang tua yang sesuai dengan fase perkembangan anak adalah:

1. Pada masa bayi berperan sebagi perawat (caregiver)

2. Pada masa kanak-kanak sebagai pelindung (protector)

3. Pada usia pra-sekolah sebagai pengasuh (nurturer)                            

4. Pada masa sekolah dasar sebagai pendorong (encourager)

5. Pada masa pra-remaja dan remaja berperan sebagai konselor (counselor)



b. Lingkungan Sekolah

                Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motoriknya.

                Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam secara berpikir, bersikap, maupun berprilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orang tua.        
     

c. kelompok Teman Sebaya (Peer Group)

                kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peran yang cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan bekerjasama), belajar menyatakan pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.

                Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif. Berpengaruh positif apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilaku positif atau berakhlak mulia. Sementara yang

negatif apabila para anggota kelompoknya berperilaku menyimpang, kurang memiliki tata krama, atau berakhlak buruk.

Terkait dengan pengaruh negatif dari kelompok sebaya terhadap anak, Healy dan Browner menemukan bahwa 67% dari 3.000 anak nakal di Chicago ternyata karena mendapat pengaruh dari teman sebayanya (M. ARIFIN, 1978:131). 


d. Media Massa

Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan kepada para pemirsanya. Dilihat dari sisi ini, televisi bisa memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk anak-anak) karena melalui tayangan yang disajikan mereka memperoleh:

1.     Berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan.

2.     Hiburan, baik yang berupa film maupun musik.

3.     Pendidikan, baik yang bersifat umum maupun agama. 


C. Determinasi Faktor Nature dan Nurture dalam Perkembangan Aspek-Aspek Psikofisik Individu serta Implikasinya dalam Pendidikan

          Pendidikan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama adalah modal utama bagi perkembangan anak ke depannya. Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua yang formal berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak dan mengembangkan potensi yang ada pada anak. Serta masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya yang tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat.

        Dalam perkembangan individu, faktor nature dan nurture adalah penentu perkembangan aspek-aspek psikofisik individu. Aspek-aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.

         Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture). Dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan keluarga terhadap perkembangan awal anak sangat penting karena disinilah awal mula dari pendidikan anak, yang mana orang tua sebagai guru, anak akan mencontoh apa yang dilakukan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar