PENYUSUNAN LAPORAN DAN REFERENSI SISTEM HARDVARD
Ada
dua bentuk komunikasi utama antara pengguna hasil penelitian dan para peneliti:
proposal penelitian dan laporan akhir penelitian (Davis dan Cosenza, 1993:
949). Karena penyusuna daftar pustaka biasanya merupakan tahap akhir dalam
penyusunan laporan.
1.
Format Laporan
Format
laporan mengambarkan secara umum bagaimana penyajian laporan penelitian. Format
laporan selalu berkembang dan mempunyai format yang berbeda-beda (lihat
misalnya Djuharie, 2001: Evans, 1997: Bab 12; Indriati, 2011). Perkembangan ini
bertujuan untuk menentukan bagaimana cara pelaporannya. Secara umum, hal yang
disampaikan dalam format laporan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Halaman judul
2. Lembar pengiriman
3. Lembar pengesahan
4. Daftar isi
5. Ringkasan (abstrak atau Executive summary)
5.1. Tujuan
5.2. Hasil
5.3. Simpulan
5.4. Rekomendasi
6. Isi
6.1. Pendahuluan
6.1.1. Latar belakang
6.1.2. Tujuan
6.2. Metodologi
6.3. Hasil
6.4. Keterbatasan penelitian
6.5. Simpul dan rekomendasi
7. Lampiran
7.1. Format pengumpulan data
7.2. Penghitungan secara rinci
7.3. Tabel umum
7.4. Bibliografi
7.5. Bahan bahan pendukung lainnya
a.
Menyesuaikan format laporan dengan proyek penelitian
Format laporan memerlukan beberapa
penyesuaian dikarnakan setidaknya oleh dua alasan, yaitu:
1. Untuk menentukan seberapa resmi format
yang harus digunakan
2. Untuk mengurangi kompleksitas
pelaporan
Berdasarkan tingkat ‘keformalan atau
resmi”, format yang disampaikan di atas merupakan tipe formal, yang bisa
digunakan untuk pelaporan suatu proyek penelitian yang besar. Sedangkan tipe
yang tingkat formalitasnya lebih rendah, ada berbagai format laporan yang
diabaikan sehingga lebih ringkas dan tidak terlalu formal. Tipe format laporan
yang tingkat formalitasnya rendah, sebagaimana yang digunakan dalam laporan
bisnis rutin, ada beberapa bagian yang dihilingkan, yaitu bagian pembukaan dan
mengurangi bagian isi yang terlalu kompleks (Zikmund, 2000).
b.
Bagian-bagian laporan
1.
Halaman Judul
Bagian
ini meliputi judul laporan, kepada siapa loporan itu dibuat, dengan siapa
laporan tersebut kerjakan, dan tanggal persentasi. Judul yang dipilih harus
mampu mengambarkan dari tujuan penelitian. Judul yang biasa disarankan agar
menarik, mengambarkan isi, lokasi atau subjek penelitian dan periode
pengamatan.
2.
Halaman Pengiriman
Bagian
ini hanya terdapat pada laporan semi formal atau resmi dan formal saja.
tujuannya adalah untuk mengirimkan laporan kepada si penerima. Selain itu,
bagian ini juga sebagai penghubung antara penulis dengan pembaca.
3.
Lembar Pengesahan
Bagian ini mengesahkan
penelitian, siapa yang bertanggun jawab dalam penelitian tersebut, dan
sumber-sumber data yang mendukung penelitian. Untuk skripsi, tesis, atau
disertai lembar pengesahan umumnya membuat nama dosen pembimbing lengkap dengan
gelar akademis dan tanda tanggan, serta tanggal disetujui.
4.
Daftar Isi
Bagian
ini sangat penting dalam sebuah laporan penelitian. Daftar isi harus mencakup
bagian dan subbagian laporan dengan diberi nomor halamannya. Bila terdapat
gambar dan tabel, perlu juga dimsukan dalam daftar gambar dan daftar tabel.
5.
Ringkasan
Ringkasan
menjelaskan secara jelas tentang mengapa penelitian tersebut dilakukan, maalh
penelitian apa yang diteliti, apa hasilnya dan langkah apa yang selanjutunya
perlu diambil. Bagian ini sangat penting karena manajer atau para pengambil
kebijakan selalu membacanya dan hanya beberapa yang sempat membaca laporan
penelitian secara keseluruhan.
6.
Isi
Bagian
ini merupakan bagian terbesar dalam laporan yang dimulai dari pendahuluan yang
berisi latar belakang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dan
tujuannya. Selanjutnya dibahas tentang metodologi yang digunakan, hasilnya, dan
batasan penelitian. Bagian ini diakhiri dengan simpulan dan rekomondasi
berdasarkan hasil yang diperolehnya.
7.
Lampiran
Lampiran
berisikan bahan-bahan yang mendukung dan bermanfaat bagi pembaca. Contohnya,
format pengumpulan data, penghitungan rinci, diskusi tentang pertanyaan yang
bersifat teknis, tabel secara rinci dan bibliografi.
2. Proses
penulisan
Organisasi laporan penelitian yang baik dapat
diperoleh dengan menyusun skema laporan. Sebuah laporan penelitian biasanya
berupa penulisan yang panjang dan rumit. Jika seorang peneliti tidak menyusun
skema penelitian, maka yang akan terjadi adalah kemungkinan terlewatkannya
begia-bagian penting yang relevan dengan tema penelitiannya, atau pembahasan
yang berputar-putar, atau mengulang-ulang pembahasan, atau memberikan
mpenekanan yang berlebihan kepada hal-hal yang sebenarnya kurang penting.
Sebaiknya jika seorang penulis merencanakan jauh kedepan, mencari hubungan
antar gagasan dan susunan tema yang harus disajikan maka biasanya akan
menghasilkan laporan yang lebih baik.
a. Skema Laporan
Skema
laporan memiliki dua fungsi utama:
1.
Menunjukan urutan penyajian laporan
2.
Menunjukan bagaimana bagian-bagian yang ada saling terkait
Fungsi pertama ditunjukan oleh urutan pada halaman
dan yang kedua ditunjukan oleh indensitas (indentation) subbagian yang ada. Ada
dua cara pokok dalam menulis skema laporan, yaitu metode tradisional,
menggunakan nomor dan huruf untuk menunjukan tingkat subordinasi dan metode
baru atau metode decimal yang menggunakan system decimal. Semakin banyak
decimal di sebelah kanan, menunjukan tingkat subbordinasi yang semakin rendah.
b. Pemeriksaan Tulisan
Mengedit
dan merevisi penulis laporan merupakan tahap yang penting. Mengedit tulisan
sendiri dilakukan seolah-olah laporan tersebut bukan karya kita, sehingga kita
dengan leluasa menghapus, mengoreksi atau menambah bila perlu.
Kunci dari revisi tulisan yang efektif adalah
objektivitas. Sedangkan salah satu cara untuk memperoleh objektivitas adalah
dengan menyingkirkan draft yang telah kita buat untuk sementara sebelum merevisinya.
Cara lain adalah dengan meminta orang lain
untuk membaca, dan mendorong untuk memberikan saran. Tujuan utama revisi
adalah untuk menghilankan masalah ketidak jelasan. Empat kriteri revisi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.
Periksaan Tulisan Agar Mudah Dibaca
Kriteria ini berhubungan dengan kejelasan tulisan.
Tulisannya harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman pembaca. Pembaca biasanya
kurang memiliki latar belakang teknis dalam masalah yang dilaporkan dari pada
penulis. Bahasa yang dipakai harus di sesuaikan, hindarkan penggunaan jargon
dan istilah-istilah teknis yang sukar dipahami.
2.
Revisi Tata Bahasa dan Ejaan
Laporan yang baik harus bebas atau setidaknya
meminimalkan kesalahan tata bahasa, pemberian tanda baca, dan ejaan. Setiap
penulis laporan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Banyak perusahaan
atau universitas memiliki format laporan standar yang harus di ikuti.
Pertimmbangan lain adalah ketepatan penggunaan format batas halaman, judul
gambar dan tabel, dan lain-lain. Hal-hal kecil yang sebenarnya penting tersebut
sering kali di abaikan oleh penulis laporan.
3.
Evaluasi Kelayakaan
Kriteria ini berhubungan dengan ”nada” sebuah
laporan, yang menggambarkan sikap penulis laporan itu sendiri dan kepada siapa
laporan tersebut akan di berikan. Laporan penelitian biasanya di tujukan kepada
atasan atau kepada klien dari pihak luar. Untuk itu maka laporan penelitian
harus seimbang, focus kepada kenyataan, dan bebas dari opini. Laporan sebaiknya
tidak mencantumkan rekomendasi, kecuali bila diminta.
4.
Evaluasi Isi
Sebuah laporan tidak akan mencapai tujuannya jika
penelitian tidak dilakukan dengan persiapan yang cukup, jika proyek yang
dilaksanakan diluar kompetensi penelitian, jika laporan yang di susun tidak
memenuhi pesanan, atau mengandung analisis yang tidak mencukupi. Sebagian besar
masalah tersebut muncul pada tahapan ketika laporan belum di tulis.
3. Kerangka
Penulisan Tesis dan Disertasi
Format penulisan penelitian, tesis maupun disertasi
yang dipakai di universitas yang satu dengan yang lain, dinegara yang satu
dengan yang lain (lihat misalnya frogram packa sarjana UGM, 2001, 2003;
university of melbrune, 2008) berbeda satu sama lain. Bahkan pada bidang ilmu
yang berbeda, format penulisan tidak sama. Namun, pada dasarnya dalam penulisan
tesis maupun disertasi harus memuat ketentuan umum :
a.
Bagian Awal
b.
Bagian Utama
c.
Bagian Akhir
4. Referensi dengan
Sistem Hardvard
Referensi menunjukan bahwa tulisan yang disusun
tidak seluruhnya merupakan gagasan sendiri, tetapi sebagian merupakan gagasan,
informasi, dan bukti dari orang lain. Hal tersebut merupakan kekuatan bukannya
kelemahan. jika orang lain telah melakukan penelitian atau memiliki pemikiran
yang berharga, maka jangan ragu untuk menjadikannya referensi. Mencantumkan referensi
menghindari penjiplakan dengan jalan mengakui atau menyatakan hasil pekerjaan
orang lain.
Referensi merupakan bagian penting dalam sebuah
studi. Referensi membantu meningkatkan nilai akademi seperti pertukaran
pengetahuan, dengan cara menunjukan sumber yang ada kepada pembaca dan
menhargai ilmu pengetahuan dengan mengakui pemikiran orang lain. Referensi juga
menunjukan suatu pekerjaan berdasarkan bukti yang solid. Memhami bagaimana cara
melakukan referensi tidak hanya penting unyuk studi, tetapi untuk juga karir
anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar