Selasa, 10 Januari 2012

Penyusunan Laporan

PENYUSUNAN LAPORAN DAN REFERENSI SISTEM HARDVARD

Ada dua bentuk komunikasi utama antara pengguna hasil penelitian dan para peneliti: proposal penelitian dan laporan akhir penelitian (Davis dan Cosenza, 1993: 949). Karena penyusuna daftar pustaka biasanya merupakan tahap akhir dalam penyusunan laporan.
1. Format Laporan
Format laporan mengambarkan secara umum bagaimana penyajian laporan penelitian. Format laporan selalu berkembang dan mempunyai format yang berbeda-beda (lihat misalnya Djuharie, 2001: Evans, 1997: Bab 12; Indriati, 2011). Perkembangan ini bertujuan untuk menentukan bagaimana cara pelaporannya. Secara umum, hal yang disampaikan dalam format laporan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Halaman judul
2. Lembar pengiriman
3. Lembar pengesahan
4. Daftar isi
5. Ringkasan (abstrak atau Executive summary)
5.1. Tujuan
5.2. Hasil
5.3. Simpulan
5.4. Rekomendasi
6. Isi
6.1. Pendahuluan
6.1.1. Latar belakang
6.1.2. Tujuan
6.2. Metodologi
6.3. Hasil
6.4. Keterbatasan penelitian
6.5. Simpul dan rekomendasi
7. Lampiran
7.1. Format pengumpulan data
7.2. Penghitungan secara rinci
7.3. Tabel umum
7.4. Bibliografi
7.5. Bahan bahan pendukung lainnya
a. Menyesuaikan format laporan dengan proyek penelitian
Format laporan memerlukan beberapa penyesuaian dikarnakan setidaknya oleh dua alasan, yaitu:
1. Untuk menentukan seberapa resmi format yang harus digunakan
2. Untuk mengurangi kompleksitas pelaporan
            Berdasarkan tingkat ‘keformalan atau resmi”, format yang disampaikan di atas merupakan tipe formal, yang bisa digunakan untuk pelaporan suatu proyek penelitian yang besar. Sedangkan tipe yang tingkat formalitasnya lebih rendah, ada berbagai format laporan yang diabaikan sehingga lebih ringkas dan tidak terlalu formal. Tipe format laporan yang tingkat formalitasnya rendah, sebagaimana yang digunakan dalam laporan bisnis rutin, ada beberapa bagian yang dihilingkan, yaitu bagian pembukaan dan mengurangi bagian isi yang terlalu kompleks (Zikmund, 2000).
b. Bagian-bagian laporan
1. Halaman Judul
Bagian ini meliputi judul laporan, kepada siapa loporan itu dibuat, dengan siapa laporan tersebut kerjakan, dan tanggal persentasi. Judul yang dipilih harus mampu mengambarkan dari tujuan penelitian. Judul yang biasa disarankan agar menarik, mengambarkan isi, lokasi atau subjek penelitian dan periode pengamatan.
2. Halaman Pengiriman
Bagian ini hanya terdapat pada laporan semi formal atau resmi dan formal saja. tujuannya adalah untuk mengirimkan laporan kepada si penerima. Selain itu, bagian ini juga sebagai penghubung antara penulis dengan pembaca.
3. Lembar Pengesahan
Bagian ini mengesahkan penelitian, siapa yang bertanggun jawab dalam penelitian tersebut, dan sumber-sumber data yang mendukung penelitian. Untuk skripsi, tesis, atau disertai lembar pengesahan umumnya membuat nama dosen pembimbing lengkap dengan gelar akademis dan tanda tanggan, serta tanggal disetujui.
4. Daftar Isi
Bagian ini sangat penting dalam sebuah laporan penelitian. Daftar isi harus mencakup bagian dan subbagian laporan dengan diberi nomor halamannya. Bila terdapat gambar dan tabel, perlu juga dimsukan dalam daftar gambar dan daftar tabel.
5. Ringkasan
Ringkasan menjelaskan secara jelas tentang mengapa penelitian tersebut dilakukan, maalh penelitian apa yang diteliti, apa hasilnya dan langkah apa yang selanjutunya perlu diambil. Bagian ini sangat penting karena manajer atau para pengambil kebijakan selalu membacanya dan hanya beberapa yang sempat membaca laporan penelitian secara keseluruhan.
6. Isi
Bagian ini merupakan bagian terbesar dalam laporan yang dimulai dari pendahuluan yang berisi latar belakang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dan tujuannya. Selanjutnya dibahas tentang metodologi yang digunakan, hasilnya, dan batasan penelitian. Bagian ini diakhiri dengan simpulan dan rekomondasi berdasarkan hasil yang diperolehnya.
7. Lampiran
Lampiran berisikan bahan-bahan yang mendukung dan bermanfaat bagi pembaca. Contohnya, format pengumpulan data, penghitungan rinci, diskusi tentang pertanyaan yang bersifat teknis, tabel secara rinci dan bibliografi.
2. Proses penulisan
Organisasi laporan penelitian yang baik dapat diperoleh dengan menyusun skema laporan. Sebuah laporan penelitian biasanya berupa penulisan yang panjang dan rumit. Jika seorang peneliti tidak menyusun skema penelitian, maka yang akan terjadi adalah kemungkinan terlewatkannya begia-bagian penting yang relevan dengan tema penelitiannya, atau pembahasan yang berputar-putar, atau mengulang-ulang pembahasan, atau memberikan mpenekanan yang berlebihan kepada hal-hal yang sebenarnya kurang penting. Sebaiknya jika seorang penulis merencanakan jauh kedepan, mencari hubungan antar gagasan dan susunan tema yang harus disajikan maka biasanya akan menghasilkan laporan yang lebih baik.
a. Skema Laporan
Skema laporan memiliki dua fungsi utama:
1. Menunjukan urutan penyajian laporan
2. Menunjukan bagaimana bagian-bagian yang ada saling terkait
Fungsi pertama ditunjukan oleh urutan pada halaman dan yang kedua ditunjukan oleh indensitas (indentation) subbagian yang ada. Ada dua cara pokok dalam menulis skema laporan, yaitu metode tradisional, menggunakan nomor dan huruf untuk menunjukan tingkat subordinasi dan metode baru atau metode decimal yang menggunakan system decimal. Semakin banyak decimal di sebelah kanan, menunjukan tingkat subbordinasi yang semakin rendah.
b. Pemeriksaan Tulisan
Mengedit dan merevisi penulis laporan merupakan tahap yang penting. Mengedit tulisan sendiri dilakukan seolah-olah laporan tersebut bukan karya kita, sehingga kita dengan leluasa menghapus, mengoreksi atau menambah bila perlu.
Kunci dari revisi tulisan yang efektif adalah objektivitas. Sedangkan salah satu cara untuk memperoleh objektivitas adalah dengan menyingkirkan draft yang telah kita buat untuk sementara sebelum merevisinya. Cara lain adalah dengan meminta orang lain  untuk membaca, dan mendorong untuk memberikan saran. Tujuan utama revisi adalah untuk menghilankan masalah ketidak jelasan. Empat kriteri revisi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Periksaan Tulisan Agar Mudah Dibaca
Kriteria ini berhubungan dengan kejelasan tulisan. Tulisannya harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman pembaca. Pembaca biasanya kurang memiliki latar belakang teknis dalam masalah yang dilaporkan dari pada penulis. Bahasa yang dipakai harus di sesuaikan, hindarkan penggunaan jargon dan istilah-istilah teknis yang sukar dipahami.
2. Revisi Tata Bahasa dan Ejaan
Laporan yang baik harus bebas atau setidaknya meminimalkan kesalahan tata bahasa, pemberian tanda baca, dan ejaan. Setiap penulis laporan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Banyak perusahaan atau universitas memiliki format laporan standar yang harus di ikuti. Pertimmbangan lain adalah ketepatan penggunaan format batas halaman, judul gambar dan tabel, dan lain-lain. Hal-hal kecil yang sebenarnya penting tersebut sering kali di abaikan oleh penulis laporan.
3. Evaluasi Kelayakaan
Kriteria ini berhubungan dengan ”nada” sebuah laporan, yang menggambarkan sikap penulis laporan itu sendiri dan kepada siapa laporan tersebut akan di berikan. Laporan penelitian biasanya di tujukan kepada atasan atau kepada klien dari pihak luar. Untuk itu maka laporan penelitian harus seimbang, focus kepada kenyataan, dan bebas dari opini. Laporan sebaiknya tidak mencantumkan rekomendasi, kecuali bila diminta.
4. Evaluasi Isi
Sebuah laporan tidak akan mencapai tujuannya jika penelitian tidak dilakukan dengan persiapan yang cukup, jika proyek yang dilaksanakan diluar kompetensi penelitian, jika laporan yang di susun tidak memenuhi pesanan, atau mengandung analisis yang tidak mencukupi. Sebagian besar masalah tersebut muncul pada tahapan ketika laporan belum di tulis.
3. Kerangka Penulisan Tesis dan Disertasi
Format penulisan penelitian, tesis maupun disertasi yang dipakai di universitas yang satu dengan yang lain, dinegara yang satu dengan yang lain (lihat misalnya frogram packa sarjana UGM, 2001, 2003; university of melbrune, 2008) berbeda satu sama lain. Bahkan pada bidang ilmu yang berbeda, format penulisan tidak sama. Namun, pada dasarnya dalam penulisan tesis maupun disertasi harus memuat ketentuan umum :
a. Bagian Awal
b. Bagian Utama
c. Bagian Akhir
4. Referensi dengan Sistem Hardvard
Referensi menunjukan bahwa tulisan yang disusun tidak seluruhnya merupakan gagasan sendiri, tetapi sebagian merupakan gagasan, informasi, dan bukti dari orang lain. Hal tersebut merupakan kekuatan bukannya kelemahan. jika orang lain telah melakukan penelitian atau memiliki pemikiran yang berharga, maka jangan ragu untuk menjadikannya referensi. Mencantumkan referensi menghindari penjiplakan dengan jalan mengakui atau menyatakan hasil pekerjaan orang lain.
Referensi merupakan bagian penting dalam sebuah studi. Referensi membantu meningkatkan nilai akademi seperti pertukaran pengetahuan, dengan cara menunjukan sumber yang ada kepada pembaca dan menhargai ilmu pengetahuan dengan mengakui pemikiran orang lain. Referensi juga menunjukan suatu pekerjaan berdasarkan bukti yang solid. Memhami bagaimana cara melakukan referensi tidak hanya penting unyuk studi, tetapi untuk juga karir anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar